Makna Filosofis Rias Paes Ageng Jogja
Makna Filosofis Rias Paes Ageng Jogja Mengulik inspirasi dari pernikahan adat nusantara tidak ada habisnya. Selain membahas tentang upacara adat yang memiliki kekhasannya di setiap daerah, riasan serta baju pengantin ternyata memiliki makna filosofis yang tak kalah menarik untuk dibahas. Menghadirkan kosep adat Yogyakarta dalam pernikahanmu akan memunculkan momen-momen sakral serta pengharapan di setiap detail riasannya.
Sebenarnya rias pengantin Paes Ageng hanya boleh dilakukan oleh keturunan dan kerabat kerajaan. Tata rias ini dulunya hanya dikenakan oleh para puteri-puteri dalem Sri Sultan di dalam Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Sedangkan masyarakat biasa di luar Kraton mengenakan tata rias pengantin Yogya. Namun, semenjak kepemimpinan Sultan Hamengkubuwono ke-IX beliau mengizinkan masyarakat umum untuk mengenakan riasan Paes Ageng dalam pernikahan mereka.
source : instagram.com/nurriaspengantinj
Apa saja makna filosofis rias pengantin Jogja? Simak ulasannya berikut ini.
Daftar Isi
Paes Prada
Tata rias dahi adalah tata rias khas untuk pengantin adat Jawa yang lazim disebut paes. Pada rias pengantin wanita Paes Ageng Jogja ini, tata rias diawali dengan membuat cengkorongan atau riasan berbentuk runcing pada dahi. Riasan ini kemudian dihitamkan dengan bahan yang disebut pidih. Selanjutnya, di bagian tepi cengkorongan diberi ketep berwarna emas serta serbuk emas yang disebut prada.